Minggu, 17 Mei 2015

Kasih Sayang Ibu

Ibu adalah seorang wanita yang mempertaruhkan hidup dan matinya untuk anaknya. Terbayangkah kalian saat ibu melahirkan kalian bagaimana ibu menderitanya menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. Namun ibu akan tersenyum lega saat melihat anak yang ditunggu - tunggu keluar dari dalam lahirnya dengan selamat dan sehat. Ada pepatah yang mengatakan " Kasih sayang ibu tanpa batas / kasih sayang ibu sepanjang masa " dan sebagainya. Kalau didengar sepintas mungkin kita berfikir ya wajar kasih sayang ibu sepanjang masa / tidak terbalah karena dia orang yang melahirkan dan membesarkan kita dari sejak kecil hingga dewasa, namun itu bukanlah hal yang mudah dilakukan, seandainya kalian saat ini berumur 20 tahun dan masih tinggal bersama orang tua kalian khususnya ibu mungkin kalian bisa berfikir selama 20 tahun aku bisa membahagiakan ibu maka akan merasa impas. Namun tidaklah sesederhana itu, kalian fikir proses melahirkan itu tidak memakan tenaga dan stamina?, kalian pikir proses melahirkan tidak membutuhkan biaya?, ibu mempertaruhkan nyawanya agar anaknya bisa melihat dunia, tidak sedikit dari kebanyakan ibu pasti ingin melahirkan anaknya dengan selamat tanpa menghiraukan keselamatannya sendiri.

Sedikit cerita dari beberapa cuplikan yang pernah kulihat soal ibu. Sebut saja nama yang anak itu Ari. Ari adalah anak berusia 10 tahun, sekrang dia duduk di sekolah dasar kelas 5. Siang hari ibu Ari menyuruhnya untuk membelikan beras di toko, toko itu lumayan berjauhan dari rumah Ari dan Ari pun berjalan kaki pergi ke toko tersebut. Sesampainya di toko Ari pun segera membeli beras dan lekas pulang. Di perjalan Ari tersandung sebuah batu dan membuat beras - beras tersebut jadi tumpah ke jalan. Dan tanpa di sadari Ari teman - temannya pun lewan dan mengolok - olok Ari dengan sebutan " Ari pemungut beras ... pemungut beras ". Selesai memungut kembali beras tersebut, Ari pun bergegas berlari pulang ke rumah dengan wajah yang cemberut, dan ibunya pun mengelus - ngelus kepala Ari.

Sore harinya Ari duduk termenung di ruang tamu, dia memikirkan ejekan - ejekan temannya tadi saat membeli beras, dan Ari pun mengambil sebuah kertas dan pulpen dari dalam tas sekolahnya dan menulis sebuah kata - kata dan di letakkan kertas tersebut di atas meja makan. Saat itu ibunya sedang menanak nasi di dapur dan melihat lipatan kertas yang di tulis Ari. Ibu pun membuka lipatan kertas itu dan membacanya. kata - kata yang ditulis Ari :
" bayaran menyuruhku membelikan beras ongkosnya 5.000 rupiah "
" bayaran untuk berjalan kaki saat beli beras 5.000 rupiah "
" bayaran karena di ejek teman - teman 7.000 rupiah "
" jadi totalnya 17.000 rupiah "
Ari pun melihat saat ibunya membaca kertas tersebut dan berharap akan ada bayaran yang akan di terimanya. Saat makan malam pun Ari masih berharap Ibunya membayar kejadian yang tadi siang, namun Ibunya hanya diam saja, Ari pun jadi tidak berselera makan dan langsung masuk ke kamarnya. Saat Ari ingin merebahkan badannya di kasur, Ari melihat kertas yang di tulisnya tadi berada di atas bantalnya, dan dilihat di balik kertas tersebut ada tulisan dari Ibu yang mengatakan :
" biaya untuk melahirkanmu 100.000 rupiah "
" biaya untuk membeli susumu 50.000 rupiah "
" biaya untuk kendurimu 70.000 rupiah "
" dan biaya untuk membesarkanmu .... Gratis! "
Ari pun langsung berderai air mata dan bergegas keluar dari kamar dan langsung menemui ibu dan memeluknya dengan erat sambil mengatakan " Maafkan aku ibu ".

Jadi berpikirlah dahulu sebelum kita menyalahkan orang tua kita karena hal - hal yang sepele / kecil yang mestinya bisa diselesaikan, karena jasa orang tua tidak akan pernah terbalas

Tidak ada komentar: